NEW ARTICLE
« »

Monday, December 20, 2010

SOSIOLOGI UMUM BAB 7

Analisis Stratifikasi Sosial

Bahan Bacaan Modul Praktikum Sosiologi Umum Bab VII
Sistem Status dan Pelapisan Masyarakat Sistem Status yang Berubah
Runtuhnya Sistem Status Kolonial dalam Abad Kedua Puluh
Oleh : W.F. Wertheim

Situasi Sosial Dua Komunitas Desa di Sulawesi Selatan
Oleh : Mochtar Buchori dan Wiladi Budiharga



Bacaan 1
Sekitar tahun 1900, pelapisan masyarakat kolonial menurut garis ras yang  lazim ditemukan di Jawa mulai meluas ke pulau-pulau seberang. Di pulau-pulau seberang, uanglah terutama yang menjadi pendobrakan terhadap sistem asli yang lama.Para pedagang kota melakukan pemberontakan yang berakibat kelompok-kelompok suku bangsa, yang telah menyerahkan perdagangan kepada orang Timur Asing, tidak mempunyai banyak pengaruh terhadap pola kemasyarakatan sebagaimana di Jawa.
            Keresahan di daerah pertanian bukanlah hanya karena pengaruh kemiskinan, tetapi juga karna perlawanan yang dilakukan para petani yang baru saja menjadi kaya. Kesejahteraan materi merupakan ukuran utama dalam menentukan prestise  kemasyarakatan apalagi di daerah adat. Pendidikan juga mempunyai pengaruh-pengaruh dinamis di pulau-pulau luar Jawa, walupun tidak sehebat di Jawa.
            Semenjak tahun 1900, terjadi pertambahan profesi di Jawa. Orang Indonesia makin banyak yang bekerja di bidang perdagangan,bahkan dalam kasus Hindia-Belanda tahun 1930 terdapat 908.940 orang “Bumiputera” yang menyebutkan perdagangan sebagai pekerjaan utama. Pendidikan juga telah mendobrak struktur  masyarakat pertanian yang mengakibatkan terciptanya suatu kelas baru yaitu kaum cendikiawan atau setengah yang menduduki suatu posisi khusus.dalam masyarakat.Kelas ini mempengaruhi sitem nilai kemasyarakatan dalam masyarakat Indonesia. Karena kaum cendikiawan akan di nilai lebih  berwibawa dibanding para pemuka agama Pendidikan juga mendobrak pelapisan sosial kolonial.Dengan pendidikan masyarakat Bumiputera mempunyai kesempatan untuk memangku jabatan yang sebelumnya hanya untuk ‘kasta’ Eropa saja.
            Sejak tahun 1990, pendidikan terbuka untuk sejumlah besar orang-orang Indonesia.Terdapat juga pendidikan model Barat, dengan bahasa Belanda sebagai pengantar telah menimbulkan keintiman kebudayaanantara orang Indonesia  dan Eropa. Orang Indonesia yang telah mendapat sedikit pendidikan tidak dapat lagi menerima pelapisan sosial kolonial  berdasarkan ras. Akhirnya garis-garis batas sosial mulai mencair.
Sekitar tahun 1920 golongan Indo bergabung dalam Persatuan Indo Eropa  yangn bertujuan untuk mempertahankan hak-hak istimewa kemasyarakatan yang telah mereka peroleh secara mandiri.
            Dipihak lain, dikalanngan orang-orang Indonesia terdapat kecenderungan yang lebih besar kearah persatuaan.Bersama-sama  dengan pendidikan, ukuran nilai yang baru ini telah mempengaruhi wanita dan pemuda.Hal ini juga mempengaurhi dunia dagang karena tahun-tahun selanjutnya orang Cina tidak lagi memegang monopoli dalam lapangan ini.Dengan demikian, bahkan sebelum perang, kedudukan istimewa yang diduduki orang Eropa dan orang Cina , sebagaimana halnya dengan kaum bangsawan feodal telah menjadi amat kurang stabil,terdapat suatu kecenderungan yang kuat kearah suatu sistem nilai yang baru,tapi perkembangan ini umumnya masih ditahan, baik oleh sisa-sisa struktur feodal maupun kolonial.

Bacaan 2
  1.  Desa Maricaya Selatan

     Terdiri dari lima golongan yang menempati tiga lapisan pokok,yaitu
golongan pejabat dan kelompok profesional dilapisan atas; golongan alim ulama,pegawai,dan pedagang di lapisan tengah, dan golongan buruh di lapisan bawah.Dalam masyarakat Maricaya Selatan yang bersifat heterogen dan cukup berlapis-lapis ini mulai terlihat adanya usaha-usaha untuk menciptakan iklim sosial yang lebih cair.
            Dilihat dari segi ekonomi terdapat tiga lapisan masyarakat yaitu lapisan ekonomi mampu, lapisan ekonomi menengah dan lapisan ekonomi miskin Apabila informasi-informasi tentang stratifikasi sosial dan stratifikasi ekonomi digabungkan maka akan diperoleh jumlah golongan pejabat dan kelompok profesional (atas,mampu) sebesar 10%, jumlah  golongan alim ulama,pegawai,pedagang (menengah) 60% dan jumlah golongan buruh (bawah,miskin) 30% .
            Masyarakat Maricaya Selatan tampaknya berusaha memanfaatkan kesempatan yang tersedia semaksimal mungkin.Selain itu mereka juga memandang pendidikan sebagai suatu hal yang penting dalam kehidupan  mereka Minat baca di kalangan anggota masyarakat golongan menegah juga tinggi.
            Dari suatu data diperoleh informasi bahwa kalangan keluarga golongan atas  dan menengah umumnya mempunyai perputakaan pribadi.Meskipun fungsinya berbeda Pada lapisan menengah masih ditemukan adanya keakraban sosial yang bersifat tradisional.
  1. Desa Polewali (Semi Urban)

           Terlihat adanya tiga lapisan masyarakat yaitu; ulama,pemangku adat, dan pejabat dilapisan atas,pedagang dilapisan menengah, dan buruh dilapisan bawah.Pada masyarakat kedudukan pemangku adat pada seorang Bugis, sedangkan kedudukan alim ulama ditangan orang Bugis dan Mandar. Kelompok pejabat dan pegawai terdiri dari orang Mandar dan Toraja.Kelompok pedagang diisi oleh orang Bugis, Jawa dan Cina, sedangkan pada kelompok buruh terdapat orang Jawa, Makasar dan Toraja.
            Dilihat secara ekonomi, masyarakat Polewali ini, nampak terdiri  dari tiga lapisan, yaitu lapisan orang ‘kaya’ meliputi 35% ,lapisan orang ‘sedang’ meliputi 55% dan kelompok ‘miskin’ yang berjumlah sekitar 10%.Pada masyarakt Polewali tampaknya kelompok orang Bugis dan Makasar merupakan kelompok yang paling besar pengaruhnya dalam kehidupan sosial terutama kehidupan adat dan keagamaan, dan paling besar peranannya dalam kehidupan ekonomi.
            Dikalangan atas, antara para pemangku adat dan alim ulama di satu pihak dengan para pejabat lain terdapat perbedaan yang cukup menyolok daalm gaya hidup mereka.Para warga masyarakat Polewali dari kelas menengah tampaknya lebih mengikuti gaya hidup sederhana yang diperlihatkan oleh para pemangku adat dan alim ulama.
            Pada masyarakat pendidikan adalah suatu hal yang mereka junjung tinggiSelain  itu agama juga  mendapat tempat yang penting. Dapat di katakan bahwa masyarakat Polewali ini adalah suatu masyarakat yang lugas dan terus berusaha dalam menghadapi persoalan yang ada dalam lingkungan mereka.