SEIRING perkembangan teknologi komunikasi, Facebook pun ambil bagian dalam kehidupan kampus.
Baik pihak kampus maupun para mahasiswa memanfaatkan Facebook untuk berkomunikasi, berbagi informasi, hingga membangun dan mempertahankan relasi.
Online PhD, seperti dilansior College Cures, Sabtu (4/2/2012), menampilkan sebuah ilustrasi grafik yang merangkum bagaimana tren Facebook berkembang di kalangan pelajar dan mahasiswa, serta bagaimana mereka menggunakan jejaring sosial online tersebut.
Salah satunya, statistik tentang beberapa aplikasi Facebook yang membantu seseorang menyiapkan diri menghadapi transisi memasuki kehidupan kampus.
1. Tingkat penerimaan di perguruan tinggi atas alumni pada enam dari delapan sekolah Ivy League di Amerika Serikat (AS) hanya sekira 10 persen pada 2010.
Aplikasi Facebook Admission Splash memungkinkan siswa menyatakan keinginannya untuk diterima di sekolah tertentu. Statistik menyatakan, 85 persen mahasiswa UCLA yang menyatakan akan diterima di kampus itu pada aplikasinya, ternyata memang benar diterima.
2. Dua dari tiga mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses aplikasi bantuan finansial.
Aplikasi Facebook yang dapat membantu: Connect Fund. Aplikasi ini memberi informasi kepada mahasiswa tentang pilihan bantuan keuangan yang dapat mereka ambil. Pengguna Facebook dapat berdiskusi tentang proses bantuan finansial ini dengan teman-teman Facebooknya.
3. 75 persen calon mahasiswa prospektif berpikir tentang perlunya komunitas khusus untuk mereka di sebuah kampus.
Memasuki komunitas baru di kampus terkadang memang menakutkan. Dengan aplikasi Schools App, calon mahasiswa dapat berteman dengan orang baru, terlibat dengan banyak kegiatan, dan berbagi minat yang sama.
4. Pada 1961, rata-rata mahasiswa menghabiskan 40 jam untuk belajar tiap pekannya. Sementara pada 2003, rata-rata mahasiswa hanya belajar 27 jam per pekan.
Aplikasi Hoot.Me memungkinkan mahasiswa membuat kelompok belajar. Di sini mereka dapat melihat tugas apa yang sedang dikerjakan mahasiswa lain di kampusnya, serta bekerja sama mengerjakan tugas meski tidak berteman di Facebook. Bahkan, para dosen pun dapat menyediakan jam konsultasi virtual.
Baik pihak kampus maupun para mahasiswa memanfaatkan Facebook untuk berkomunikasi, berbagi informasi, hingga membangun dan mempertahankan relasi.
Online PhD, seperti dilansior College Cures, Sabtu (4/2/2012), menampilkan sebuah ilustrasi grafik yang merangkum bagaimana tren Facebook berkembang di kalangan pelajar dan mahasiswa, serta bagaimana mereka menggunakan jejaring sosial online tersebut.
Salah satunya, statistik tentang beberapa aplikasi Facebook yang membantu seseorang menyiapkan diri menghadapi transisi memasuki kehidupan kampus.
1. Tingkat penerimaan di perguruan tinggi atas alumni pada enam dari delapan sekolah Ivy League di Amerika Serikat (AS) hanya sekira 10 persen pada 2010.
Aplikasi Facebook Admission Splash memungkinkan siswa menyatakan keinginannya untuk diterima di sekolah tertentu. Statistik menyatakan, 85 persen mahasiswa UCLA yang menyatakan akan diterima di kampus itu pada aplikasinya, ternyata memang benar diterima.
2. Dua dari tiga mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses aplikasi bantuan finansial.
Aplikasi Facebook yang dapat membantu: Connect Fund. Aplikasi ini memberi informasi kepada mahasiswa tentang pilihan bantuan keuangan yang dapat mereka ambil. Pengguna Facebook dapat berdiskusi tentang proses bantuan finansial ini dengan teman-teman Facebooknya.
3. 75 persen calon mahasiswa prospektif berpikir tentang perlunya komunitas khusus untuk mereka di sebuah kampus.
Memasuki komunitas baru di kampus terkadang memang menakutkan. Dengan aplikasi Schools App, calon mahasiswa dapat berteman dengan orang baru, terlibat dengan banyak kegiatan, dan berbagi minat yang sama.
4. Pada 1961, rata-rata mahasiswa menghabiskan 40 jam untuk belajar tiap pekannya. Sementara pada 2003, rata-rata mahasiswa hanya belajar 27 jam per pekan.
Aplikasi Hoot.Me memungkinkan mahasiswa membuat kelompok belajar. Di sini mereka dapat melihat tugas apa yang sedang dikerjakan mahasiswa lain di kampusnya, serta bekerja sama mengerjakan tugas meski tidak berteman di Facebook. Bahkan, para dosen pun dapat menyediakan jam konsultasi virtual.
SUMBER:OKEZONE